Di dusun Wera sekitar 10 km dari Tentena terdapat
pemandangan alam indah mempesona dan jarang pemandangan serupa kita
temukan di wilayah Indonesia lainnya, namanya air terjun Saloupa.
Kenapa saya katakana akan jarang kita temukan di wilayah lain Indonesia
karena terdiri dari 7 tingkat dan dalam selayang pandang tingkatan itu
bisa kita lihat jatuhnya air.
Menuju tempat ini tidak terlalu sulit , biasanya
kalau mau melihat dan menikmati pemandangan air terjun, diperlukan jarak
tempuh yang lebih jauh ke atas bukit atau lembah dan berbatu-batu
seperti air terjun di desa Wera, Kabupan Sigi, Nama dusunnya memang
sama-sama Wera yang arti katanya sungai dalam bahasa Da’a (salah satu
Kaili).
Lokasi air terjun Saloupa dapat kita tempuh
dengan kendaraan roda 4 atau roda 2, sepanjang jalan menuju desa Wera
dari kota Tentena sebagai pusatKecamatan Pamona Utara, Kabupaten
Poso, Sulawesi Tengah, masih bisa menikmati hamparan sawah yang
indah dan luas garapan penduduk dan deretan kebun-kebun coklat milik
masyarakat sekitar.
Mau masuk ke lokasi air terjun, pemerintah
setempat membuat pintu khusus untuk masuk dan harus ditempuh dengan
jalan kaki sekitar 200 meter untuk menjangkau air terjunnya secara
langsung.
Pengunjung juga bisa bermain dan mandi di lokasi
ini, karena jarak jatuhnya air dari tiap ketinggian hanya sekitar 2-4
meter maka terasa tidak terlalu kuat menekan tubuh mungkin kalau mau
dipijat secara alami bolehlah menaruh tubuh anda dibawah pancuran air
yang turun yang dari sana kuman-kuman dan daki tubuh kita akan mengalir
ke Danau Poso.
Yang menarik juga dibawah batu-batu besar yang
menyanggah belaian air ini terdapat juga goa yang bisa dimasuki dan
digenangi air juga, namun karena tertutup jatuhan air keberadaan goa ini
belum banyak diketahui kebanyakan orang.
Tempat ini memang agak sepi, ketika kami
berkunjung memang tidak ada petugas jaga yang bisanya menagih Rp 5.000
per orang dan pengunjung lain juga tidak ada pada saat kunjungan kami
sehingga kami “melenggang kangkung” saja masuk tanpa ba-bi-bu. Bila
dikatakan tidak ada yang merawat kayaknya nggak juga karena di beberapa
tempat terdapat karung plastikyang bertuliskan ”Buanglah sampah pada
tempatnya”. Masyarakat sekitar tempat ini juga tidak terlihat ada di
sekitar air terjun ini walau disepanjang jalan setapak terdapat juga
tanaman coklat dan jagung.
Bila dibandingkan dengan kunjungan saya bulan
Oktober tahun 2010 lalu debet air yang tercurah sepertinya berkurang
karena tidak semua permukaan batu tetutup lagi, namun saya tidak ukur
tekanannya bah….
Foto ini mungkin bisa menyaksikannya. Saya tidak
tahu juga penyebabnya, semoga tidak terjadi perusakan hutan dan
penambangan bahan galian yang tidak bertanggung jawab di sekitarnya,
karena sewaktu kembali ke Kota Tentena di depan kendaraan yang membawa
kami ada 4 iring-iringan truk yang membawa batu dan kerikil yang katanya
akan didrop ke proyek PLTA Bukaka di Sulewana, masih di Kecamatan
Pamona Utara.
Berharap pemerintah bermitra dengan masyarakat
sekitar bisa mengelola lokasi wisata ini dengan lebih baik dan promosi
yang lebih gencar. Saya membayangkan betapa menyedihkan bila suatu saat
anugerah Tuhan dengan keindahan alam air terjun Saloupa ini hanya
tinggal kenangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar